Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bahwa sebanyak 53 jemaah haji asal Indonesia meninggal dunia selama pelaksanaan ibadah haji 2025 di Tanah Suci. Data ini mencuat bersamaan dengan meningkatnya perhatian terhadap kondisi kesehatan para jemaah, khususnya yang lanjut usia dan memiliki penyakit bawaan.
Kemenkes menyebut bahwa penyakit jantung dan pernapasan menjadi penyebab utama kematian para jemaah. Banyak dari mereka sudah memiliki riwayat medusa 88 penyakit kronis sebelum berangkat ke Arab Saudi. Aktivitas fisik yang tinggi, cuaca ekstrem, dan kelelahan memperparah kondisi para jemaah, terutama yang tidak cukup fit secara medis.
Petugas kesehatan haji Indonesia di Arab Saudi telah bekerja keras memberikan layanan preventif dan kuratif. Mereka memeriksa kesehatan jemaah secara berkala, menyediakan obat-obatan, dan mengantar pasien ke fasilitas kesehatan terdekat saat kondisi memburuk. Namun, beberapa kasus tetap tak tertolong karena kondisi pasien yang sudah sangat lemah.
Juru bicara Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan bahwa tim kesehatan meningkatkan pengawasan terhadap jemaah risiko tinggi. “Kami menekankan pentingnya skrining kesehatan sebelum berangkat, serta edukasi tentang menjaga stamina selama di Tanah Suci,” ujarnya.
Pemerintah mengimbau calon jemaah dan keluarga untuk lebih memperhatikan kondisi fisik dan riwayat penyakit sebelum mendaftar haji. Pemeriksaan menyeluruh dan kepatuhan terhadap saran medis menjadi langkah penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Dengan angka kematian yang masih cukup tinggi, Kemenkes dan otoritas haji berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan dan sistem mitigasi risiko demi keselamatan seluruh jemaah.
